RSS

Membongkar Dusta


Kitabullah (Al-Qur’an) dibajak menjadi Alkitab (Bibel)

Dalam sebuah hadits Nabi SAW bersabda:
“Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), taklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya” (HR. Malik).
Makna “Kitabullah” dalam hadits ini adalah Al-Qur’an, sedangkan maksud “Sunnah Rasul-Nya” adalah Sunnah Nabi Muhammad, yaitu Hadits Nabi SAW. Hadits ini dibajak oleh Pendeta Nurdin menjadi:
“Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka) tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Alkitab dan Sunnah RasulNya (Kisah Para Rasul Alkitab)” (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Quran, hlm. 3).

Pembajakan hadits ini karena Pendeta Nurdin buta terhadap kitab sucinya sendiri. Sebab kitab Kisah Para Rasul dalam Alkitab (Bibel) bahasa Arab disebut “A’malurrusul,” bukan “Sunnah Rasulih.”

Hadits lain yang dibajak Pendeta Nurdin adalah sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya seseorang yang berpagi-pagi pergi mempelajari ayat-ayat dalam Kitabullah lebih baik yang seperti itu daripada mengerjakan mengerjakan sembahyang sunat seratus rekaat” (Hadits, Muqaddimah Al-Qur`an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hlm. 108).

Setelah dibajak, hadits ini berubah total menjadi: “Sesungguhnya seseorang yang berpagi-pagi pergi mempelajari ayat-ayat dalam Alkitab lebih baik yang seperti itu daripada mengerjakan mengerjakan sembahyang sunat seratus rekaat” (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Quran, hlm. 8).

Kata ganti Allah dibajak menjadi Yesus, supaya sesuai dengan doktrin Kristen tentang Ketuhanan Yesus

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‘an: “Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya” (Qs. An-Nisa 172).

Ayat mulia tentang tauhid dan penolakan terhadap doktrin Kristen ketuhanan Nabi Isa ini, dibajak oleh Pendeta Nurdin, sehingga maknanya berubah total menjadi perintah untuk menyembah Nabi Isa (Yesus Kristus):

“Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat kepada Allah. Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya (Almasih) dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya” (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Quran, hlm. 53).

Kata ganti Allah dibajak menjadi Taurat dan Injil

Ayat tentang kesempurnaan Al-Qur‘an dan keesaan Allah SWT: “(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran” (Qs. Ibrahim 52).

Ayat yang agung ini dibajak oleh Pendeta Nurdin dengan menambahkan kata Taurat dan Injil, supaya terkesan bahwa Alkitab (Bibel) milik umat Kristiani adalah kitab suci yang sempurna:

“Alquran ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi PERINGATAN dengan dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya DIA (Taurat dan Injil Isa Allahi Salam) adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang BERAKAL mengambil pelajaran” (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Quran, hlm. 60, kutipan apa adanya dari buku Pendeta Nurdin).

Lafaz “Allah” dibajak menjadi “Allah Ruh Kudus,” untuk mendukung doktrin Trinitas Kristiani

Allah berfirman dalam Al-Qur‘an: “Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?” (Qs. Al-Ma‘idah 84).

Ayat ini dibajak oleh Pendeta Nurdin dengan mengganti lafaz “Allah” menjadi “Allah Ruh Ulkudus”:

“Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah Ruh Ulkudus dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?” (Isa Alaihi Salam dalam Alquraan yang Benar, hlm. 19).

Pembajakan ini jelas bermaksud mempelesetkan Al-Qur‘an untuk mendukung doktrin Kristen tentang Trinitas, bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, yaitu tuhan Bapak, tuhan Anak dan tuhan Roh Kudus

Pembajakan serupa dilakukan Pendeta Nurdin terhadap ayat: “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)” (Qs. Al-Ma`idah 85).

Setelah dibajak, ayat ini berubah menjadi:

“Maka Allah Ruh Ulkudus memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan (ucapan sesuai dengan iman), (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai (berkah) di dalamnya, sedang mereka KEKAL di dalamnya. Dan itulah balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan yang ikhlas keimanannya” (Isa Alaihi Salam dalam Alquraan yang Benar, hlm. 19).

Kata “Al-Qur`an” dibajak menjadi “Alkitab” supaya kaum muslimin beriman kepada Bibel, kitab suci kristiani

Allah SWT berfirman tentang Al-Qur‘an sebagai kitab suci kebenaran: “Kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (Qs. Az-Zumar 1-2).

Ayat ini dibajak Pendeta Nurdin menjadi: “Kitab (Alkitab) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya KAMI menurunkan kepadamu Kitab (Alkitab) dengan membawa KEBENARAN. Maka sembahlah ALLAH dengan memurnikan ketaatan kepadaNya” (Kebenaran Yang Benar, hlm. 92).

Pembajakan ini adalah kesengajaan untuk menggiring kaum muslimin agar beralih dari kepada Alkitab (Bibel).

Ayat serupa yang menjadi korban pembajakan Pendeta Nurdin adalah:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka” (Qs. Az-Zumar 41).

Ayat ini dibajak Pendeta Nurdin menjadi: “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Alkitab untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat (tidak membaca Alkitab) maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat kerugian dirinya sendiri” (Kebenaran Yang Benar, hlm. 93).

Itulah sebagian contoh pembajakan ayat yang dilakukan oleh Pendeta Nurdin untuk melegitimasi doktrin Kristiani.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: