RSS
Tampilkan postingan dengan label Wibawa Umat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wibawa Umat. Tampilkan semua postingan

Wibawa Umat

Prof DR H M Ali Aziz, M.Ag

Dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 13, Allah berfirman tentang sinisme orang-orang kafir terhadap Islam. Yang maknanya : Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. 

Ada seorang raja yang terang-terangan anti Rasulullah namanya ‘Aadi bin Hatim. Ia menganggap, bahwa kehadiran Rasulullah di Madinah mengganggu kelanggengan kekuasaannya. Suatu saat, dia berkata kepada budaknya :”Siapkan beberapa onta, dan ikat di depan rumah saya. Kalau Muhammad datang, beritahukan saya”. Maka ketika sang budak memberitahu, bahwa nabi telah memasuki wilayahnya, segera seluruh keluarganya diangkut dengan onta menuju negeri Syam. Tetapi karena terburu-buru, adiknya yang perempuan tertinggal. Lalu perempuan ini menjadi tawanan umat Islam. Ia ditempatkan di rumah tawanan, dekat jalan lewatnya Rasulullah jika ke masjid. Sehingga setiap kali Rasulullah berangkat ke masjid, wanita itu merengek-rengek : “Wahai Nabi, orang tua saya sudah meninggal, dan kakakku menghilang, tolonglah aku, engkau akan ditolong Allah”. Rasulullah menjawah : “Kakakmu bukan menghilang, kakakmu lari dari Allah, lari dari RasulNya”. Hari ke dua wanita ini juga merengek-rengek lagi, dan Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama. Hari ketiga, walaupun sudah agak takut, namun memberanikan lagi. Kemudian Rasulullah menjawab :”Apa yang kamu inginkan?. “Tolong saya diantarkan ke kakak saya”. pintanya. “Baiklah, kamu sabar menunggu orang yang mengantarkan kamu, karena kamu itu perempuan, nanti kalau sudah ada, kamu akan diantarkan untuk bertemu dengan kakakmu”. Jawab Rasulullah. Rasulullah juga memberi satu onta, sejumlah pakaian, uang secukupnya, diantar sampai ke Syam, hingga bertemu dengan sang kakak. ‘Aadi bi Hatim, sang kakak, yang sangat memusuhi Rasulullah itu, terkejut, melihat adiknya yang tertinggal di Madinah, yang menurut pikirannya tidak mungkin bertemu kembali, diantarkan oleh pasukan Rasulullah, dan diberi beberapa fasilitas lainnya. Melihat perlakukan demikian, maka luluh hatinya. Dan berkata : “Saya harus segera bertemu dengan Nabi di Madinah”. 

Setelah sampai di rumah, Rasulullah SAW mengambil bantal yang empuk, untuk duduknya orang yang memusuhi Nabi ini. Sedangkan Rasulullah duduk tanpa bantal. Kemudian Rasulullah SAW berkata : “Aadi! ada tiga kemungkinan, mengapa kamu tidak masuk Islam. Pertama, karena kamu melihat, orang yang menjadi pengikut saya itu, orang miskin-miskin. Kedua, pengikut saya itu tidak banyak, dan tertindas. Ketiga, kamu melihat bahwa umat Islam tidak memegang tambuk kekuasaan secara penuh”. Hai, Aadi bin Hatim! Pertama, soal kemiskinan, kamu nanti akan melihat, umat Islam akan kaya raya. Kedua, soal jumlah umat Islam, nanti kamu akan melihat, orang-orang non muslim akan berbondong-bondong masuk Islam, tidak hanya itu, suatu saat nanti kamu akan menyaksikan, wanita-wanita naik onta sendirian dalam bepergian yang cukup jauh, artinya dia kaya dan aman. Ketiga, soal kekuasaan, tidak lama lagi beberapa kerajaan akan ada dalam genggaman umat Islam. Mendengar penjelasan demikian, lalu Aadi bin Hatim, masuk Islam. Dan kebetulah dia diberi umur yang panjang, sehingga yang diucapkan Rasulullah SAW semua terbukti dan disaksikan. 

Namun, sekarang kita menyaksikan, ada orang-orang yang kurus, hanya bertulang, tidak berdaging. Kita saksikan saudara-saudara kita di Eitophia, Somalia, Banglades dll, sangat miskin. Kita sudah sulit menyaksikan kesantunan dan keramahan seperti yang diteladankan Rasulullah SAW. Orang yang menyebut dirinya pejuang Islam, dengan enaknya memenggal kepala orang. 

Maka, dalam potret seperti ini, bisa saja sekarang orang-orang sinis dengan muslim dengan mengatakan : “Apakah saya akan masuk Islam mengikuti orang-orang (komunitas) anda yang miskin itu?. Apakah saya akan masuk Islam dengan anda yang radikal itu? Apakah saya akan mengikuti agama anda yang sama-sama muslim saja tega membunuh, apalagi kepada orang lain. 

Rasulullah SAW mengajarkan optimisme, maka apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW, sebentar lagi orang Islam akan kaya, sebentar lagi umat Islam akan jaya, sebentar lagi kekuasaan ada di tangan umat Islam itu harus kita wujudkan. Kewibawaan umat Islam ini tidak bisa dibangun dengan kekerasan, radikalisme. Jangan dikira mereka takut. Justeru benci. Islam harus dibangun dengan kesantunan, keramahan dan kehangatan seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Umat Islam harus jaya. Kalau negera-negara Islam ekonominya kuat, stabil politiknya, maka kita akan menyaksikan lagi pemerintahan seperti pada zaman Umar bin Abdul Aziz. Sehingga, orang-orang tercengang. Dan jika sudah maju, sudah kuat sedemikain rupa, maka agenda selanjutnya adalah kita menengok dan melihat di Palestina, kita pikirkan bagaimana membebaskan Masjidil Aqsha. Masjid ini harus kita rebut, harus berada di tangan kaum muslim kembali. Sehingga 3 masjid bersejarah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha menjadi masjid kebanggaan kaum muslimin. Dan setiap muslim bisa setiap saat, bersujud di sana. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS