RSS

Duabelas Khalifah Dari Keluarga Muhammad saw.


Duabelas Khalifah Dari Keluarga Muhammad saw. 

Kata ali (keluarga) yang disandarkan kepada nama-nama ter­puji, seperti keluarga Ibrahim, keluarga Imran tidaklah disandarkan kepada nama-nama jelek seperti keluarga Fir'aun. Kata tersebut disebut sebanyak duabelas kali sesuai dengan jumlah Imam dari keluarga Muhammad saw. yang diawali dengan Imam Ali a.s. dan diakhiri dengan Imam Al-Mahdi a.s. Keduabelas kata tersebut adalah sebagai berikut:
1.      ..... Di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga (ali) Musa. ..... (AI-Baqarah: 248)
2.      ..... Dan keluarga (ali) Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat ..... (Al-Baqarah: 248).
3.      Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, dan keluarga (ali) Ibrahim ..... (Ali Imran: 33).
4.      ..... Dan keluarga (ali) Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (Ali-Imran: 33).
5.      ..... Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga (ali) Ibrahim ..... (Al-Nisa: 54).
6.      ..... Dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga (ali) Ya'qub ..... (Yusuf: 6).
7.      Kecuali keluarga (ali) Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan semuanya. (Al­Hijr: 59).
8.      Maka tatkala datang pura utusan kepada kaum      (ali) Luth (AI-Hijr: 61)
9.      ang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga (ali) Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya! Tuhanku, sebagai orang yang diridhai. (Maryam: 6)
10.  ..... "Usirlah Luth beserta keluarganya (ali) dari negerimu; sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih. (Al-Naml: 56).
11.  ..... Bekerjalah hai keluarga (ali) Daud agar (kamu) bersyukur (kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang beriman bersih. (Saba': 13).
12.  Sesungguhnya Kami telah   menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga (ali) Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu fajar belum menyingsing. (AI-Qamar: 34).
 



Bilangan Kata "Malik"

Kata malik dengan pengertian penguasa, disebut 12 kali, sebanyak jumlah Khalifah setelah Rasulullah saw., yaitu dalam ayat-ayat berikut:
1.      Raja (malik) berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus ..... (Yusuf: 43).
2.      Raja (malik) berkata: "Bawalah dia kepadaku," maka ketika utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu ..... (Yusuf: 50).
3.      Dan Raja (malik) berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku. " (Yusuf: 54).
4.      Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja (malik), dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat beban unta) ..... (Yusuf: 72).
5.      ..... Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (malik), kecuali Allah menghendakinya ..... (Yusuf: 76).
6.      ..... Karena di hadapan mereka ada seorang raja (malik) yang merampas setiap bahtera. (Al-Kahfi: 79).
7.      ..... Yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: ",4ngkatlah untuk kami seorang raja (malik) supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah. (Al-Baqarah: 246).
8.      Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu (malaka)." (Al-Baqarah: 247).
9.      Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja (al-muluk) apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya ..... (Al-Naml: 34).
10.  ..... lngatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kamu, dan dijadikan-Nya kamu orang­orang merdeka (mulukan) ..... (Al-Maidah: 20).
11.  Mereka berseru: "Hai Malik! biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu tetap akan tinggal (di neraka ini)" (Al-Zukhruf: 77).
12.  Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu terbagi dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya (malikun). (Yasin: 71).


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Para Penghuni Surga


Para Penghuni Surga  

Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam Al­Quran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji penghuni­-penghuni surga …..." Surga yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba­Nya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal Rasulullah saw., sebagai­mana disebutkan di dalam ayat-ayat berikut ini:
1.      .........Dan orang-orang beriman serta beramal saleh, mereka itu para penghuni surga (ashab al -jannah). (Al-Baqarah: 82)
2.      .........Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kemampuannya, mereka itulah para peng­huni surga (ashab al-jannah). (Al-A'raf: 42).
3.      3. Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru ......... (AI­A'raf: 44)
4.      ......... Dan mereka menyeru penghuni surga (ashab al-jannah): "Limpahkanlah kepada kami sedikit air ......... (Al-A'raf: 50)
5.      .........Dan mereka tidak ditutup: debu hitam, tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga (ashab al-jannah). (Yunus: 26).
6.      ...... Dan merendahkan diri kepada Tukan mereka, mereka itu adalah para penghuni surga (ashab al-jannah) (Hud: 23).
7.      Sesungguhnya para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yunus: 55).
8.      Para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (AI-Furqan: 24)
9.      ...... dan Kami ampuni kesalakan-kesalahan mereka, bersama para penghuni surga (ashab aljannah) ...... (Al-Ahqaf: 16)
10.  Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni surga (ashab al­jannah). (Al-Hasyr: 20)
11.  ...... para penghuni surga (ashab al-jannah) itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20)
12.  ...... Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru: "Salamun'alaikum" ...... (Al-A'raf: 46)
 



Orang-Orang Pilihan (Al-Musthafun)
Setelah Rasulullah saw.

Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya, dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam Al-Quran. Sesuai dengan jumlah pilihan Allah SWT sepeninggal Rasulullah saw. untuk menyelenggarakan pemerintahan di kalangan umatnya dan mewarisi Al-Kitab. Allah berfirman:
 
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu AI­Kitab itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya AIIah benar-benar mengetahui lagi Maka melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-kamba Kami; lalu di antara mereka (hamba-hamba, bukan di antara orang-orang pilihan) ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.... (Fathir:31-32).
 
Maka yang dimaksud dengan "sabiqu" (yang lebih dulu berbuat baik) adalah Imam yang dipilih dan diwarisi Kitab oleh Allah SWT; "muqtashid" adalah orang yang konsisten dengan kebijaksanaan Imam; sedangkan "dhalimu linafsihi" adalah orang yang keluar dari jalur Imam. Dalam pengertian seperti itulah, kata ishthafa berikut turunan katanya tercantum dalam ayat-ayat berikut:
1.      ..... Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) agama ini bagimu ..... (AI-Baqarah: 132)
2.      Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) Adam, Nuh, keluarga Ibrahim. ..... (Ali Imran: 33).
3.      Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambanya yang dipilih-Nya (isfhafa) ... (AI-Naml: 59).
4.      Kalau sekiranya Allah hendak memilih (isthafal) anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki ...... (Al­-Zumar: 59).
5.      "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu (isthafaki), mensucikan kamu ..... (Ali Imran: 42)
6.      ..... dan melebihkan kamu (wasthafaki) atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu). (Ali Imran: 42).
7.      ..... Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya (isthafahu) (menjadi rajamu) dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perhasa . . . (Al-Baqarah: 247).
8.      ..... sesungguhnya Aku mernilih (melebihkan) kamu (ishtha­faituka) dari manusio yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku ..... (Al-A'raf: 144)
9.      Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih (isthafaina) di antara hamba-hamba Kami ..... (Fathir: 32).
10.  ..... dan sesungguhnya Kami telah memilihnya (isthafainahu) di dunia (AI-Baqarah: 139).
11.  Allah memilih (yasthafa) utusan-utusan-Nya dari Malaikat dan dari manusia. (Al-Haj: 75).
12.  Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan (Al-musthafin) yang paling baik (Shad: 47).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ungkapan "orang-orang yang beruntung"


Ungkapan "orang-orang yang beruntung"
(hum al-muflihuun)

Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun disebutkan sebanyak duabelas kali, yakni pada ayat-ayat:
1.      Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (AI-Baqarah: 5)
2.      .....menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulak orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ali Imran: 104)
3.      ….. maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (AI-A'raaf: 8)
4.      Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cakaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AI-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-A'raf: 157)
5.      Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun) . (At-Taubah: 88)
6.      Barang.riapa yang berat timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mu'minuun: 102)
7.      Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (An-Nuur: 51)
8.      Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ar-Ruum: 38)
9.      Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang ber­untung (humul muflihuun). (Luqman: 5)
10.  Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguh­nya golongan Allah itulah golongan yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mujadilah: 22)
11.  Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itu­lah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al­-Hasya: 9)
12.  Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (At-Taghaabun: 16)
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Duabelas Washi




Termasuk yang ditegaskan oleh jumlah ini (12) ialah wasiat Rasulullah saw. bahwasanya Imam sesudah beliau itu berjumlah 12 Imam, sama dengan jumlah wasiat Allah kepada para makhluk, yaitu sebanyak kata wasiat dan bentuk turunannya dari Allah kepada makhluknya sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut:
1.      Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan yang telah diwahyukan kepadamu ..... (Al-Syura: 13)
2.      .....  Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan (washsha) ini bagimu  ...... (Al-An'am: 144)
3.      ..... Demikian itu yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu (washshakum) supaya kamu memahami(nya) ..... (Al-An'am: 151)
4.      .... Yang demikian itu diperintahkan Allah (washshakum) kepadamu supaya kamu ingat ..... (AI-An'am: 152)
5.      Yang demikian itu diperintahkan Allah (washshakum) kepadamu agar kamu bertakwa ..... (Al-An'am: 153)
6.      ..... Dan sesungguhnya      Kami telah memerintahkan         (wash­shaina) kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu, dan (juga) kepadamu: "Bertakwalah kepada Allah." (An-Nisa: 131)
7.      Dan Kami wajibkan (washshaina) manusia untuk (berbuat) kebaikan kepada kedua ibu-bapaknya ... (Al-Ankabut: 8)
8.      Dan Kami perintahkan (washshaina) kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah ..... (Luqman: 14)
9.      .....  Dan apa yang telah Kami wasiatkan (washshaina) kepada Ibrahim, Musa dan lsa, yaitu: "Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya .....  (Al-Syura: 13)
10.  Kami perintahkan (washshaina) kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya .....  (Al-Ahqaf: 15)
11.  ...... Dan Dia memerintahkan (ausha) kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup ..... (Maryam: 31)
12.  ..... Syariat (washiyyatan) dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang. (An-Nisa: 12)
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS