Prof DR H M
Shalahuddin Hardy
Rasulullah
bersabda : Do’a itu selalu mendatangkan manfaat untuk apapun ujian yang telah
terjadi dan yang belum terjadi. Jadi, kalian wajib untuk selalu memanjatkan
doa, wahai hamba-hamba Allah. ( HR Hakim).
Doa adalah sebagai salah satu bagian kehidupan itu sendiri. Bahkan hidup tidak akan ada artinya jika tanpa doa dan munajat kepada Dzat Yang Maha Pencipta. Hanya dengan doalah kita akan mampu menangani berbagai macam tanggungjawab kehidupan yang berat dan berbagai penderitaan. Selain itu Doa adalah sebagai pintu untuk membukan harapan akan rahmat Allah SWT. Karena dengan harapan dan permohonanlah kita mampu menjalani kehidupan selama bertahun-tahun dari usia kanak-kanak. (lihat QS Al Baqarah : 186)
Kiranya sudah dimaklumi bahwa sejatinya, kehidupan ini merupakan senjata bermata dua, demikian juga bahwa sisi ujian dan penderitaan memerlukan satu macam perantara yang dapat mengurangi kepedihannya. Dalam hal ini, doa dapat berfungsi sebagai penangkal agar seseorang tidak tertimpa musibah, sebagaimana perlu diyakini bahwa Allah sebagai Dzat yang telah memerintahkan hamba-hamba manusia setiap siang dan malam-meskipun Allah tidak membutuhkan sedikitpun tidak mungkin membiarkan mereka tercelakai dan tidak mungkin menelantarkan mereka. Perumpamaan doa adalah senjata yang dipakai untuk melawan musuh, mengandung makna ketenangan dan ketenteraman.Para Ulama menegaskan seakan-akan orang yang berdoa itu sedang berperang melawan musibah dan bencana yang melanda serta dampak negatif apapun yang dikhawatirkan akan terjadi. (lihat QS Nuh :10-11).
Doa merupakan sunnatullah yang bersifat alami sebagai tempat kembali insan mukmin saat mengalami berbagai macam ujian dan kondisi menakutkan, apalagi ketika menderita sakit yang begitu parah. Sudah diketahui bahwa seringan-ringannnya penderitaan yang dialami manusia barangkali dapat menghilangkan daya ingat, rasa tenang dan tenteram hingga penderitaan tersebut berubah menjadi malapetaka yang dahsyat dan membutuhkan perantara khusus yang bisa menghilangkan apapun yang sedang dialami, atau juga memerlukan sesuatu yang dapat membuat dirinya tabah menanggung berbagai macam rasa sakit dan beban berat. di saat melewati kondisi darurat seperti ini, dirinya tidak mungkin akan mendapatkan jalan keluar kecuali kembali meminta bantuan kepada kekuatan yang lebih besar dan di atas segala-galanya.
Tentunya, dengan tujuan agar diberi harapan selamat, penuh ketabahan, ridha dan sabar. Sementara itu, tidak ada satupun kekuatan yang dapat membuka pintu harapan selamat dan memberi perlindungan dari apapun jenis malapetaka selain harus kembali mengadu kepada Dzat Yang Maha Pencipta dan Yang Mengurusi nasib hamba manusia tersebut, yaitu Allah SWT, sebagai Dzat yang dapat mengabulkan doa hamba yang telah terjepit ketika mau memintaNya.
Perlu diingat bahwa hanya senjata doalah yang dimiliki oleh seorang mukmin sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kita. Kita pun tahu bahwa tidak sekalipun Allah menurunkan perintah kecuali demi kemaslahatan hamba manusia. Tidak sekalipun Allah membiarkan dan meninggalkan kita terlantar. Tetapi Dia telah berjanji untuk selalu memberikan setiap permohonan yang kita ajukan. Siapa lagi yang memberika kasih sayang lebih banyak dari Allah SWT ? Allah lebih lembut dan mesra kasih sayangNya dibal dibanding dengan ibunda yang sangat mencintai anak-anaknya. Demikianlah Allah adalah Maha mencipta dan Maha Lembut, dan Maha mengasihi.
Doa adalah sebagai salah satu bagian kehidupan itu sendiri. Bahkan hidup tidak akan ada artinya jika tanpa doa dan munajat kepada Dzat Yang Maha Pencipta. Hanya dengan doalah kita akan mampu menangani berbagai macam tanggungjawab kehidupan yang berat dan berbagai penderitaan. Selain itu Doa adalah sebagai pintu untuk membukan harapan akan rahmat Allah SWT. Karena dengan harapan dan permohonanlah kita mampu menjalani kehidupan selama bertahun-tahun dari usia kanak-kanak. (lihat QS Al Baqarah : 186)
Kiranya sudah dimaklumi bahwa sejatinya, kehidupan ini merupakan senjata bermata dua, demikian juga bahwa sisi ujian dan penderitaan memerlukan satu macam perantara yang dapat mengurangi kepedihannya. Dalam hal ini, doa dapat berfungsi sebagai penangkal agar seseorang tidak tertimpa musibah, sebagaimana perlu diyakini bahwa Allah sebagai Dzat yang telah memerintahkan hamba-hamba manusia setiap siang dan malam-meskipun Allah tidak membutuhkan sedikitpun tidak mungkin membiarkan mereka tercelakai dan tidak mungkin menelantarkan mereka. Perumpamaan doa adalah senjata yang dipakai untuk melawan musuh, mengandung makna ketenangan dan ketenteraman.Para Ulama menegaskan seakan-akan orang yang berdoa itu sedang berperang melawan musibah dan bencana yang melanda serta dampak negatif apapun yang dikhawatirkan akan terjadi. (lihat QS Nuh :10-11).
Doa merupakan sunnatullah yang bersifat alami sebagai tempat kembali insan mukmin saat mengalami berbagai macam ujian dan kondisi menakutkan, apalagi ketika menderita sakit yang begitu parah. Sudah diketahui bahwa seringan-ringannnya penderitaan yang dialami manusia barangkali dapat menghilangkan daya ingat, rasa tenang dan tenteram hingga penderitaan tersebut berubah menjadi malapetaka yang dahsyat dan membutuhkan perantara khusus yang bisa menghilangkan apapun yang sedang dialami, atau juga memerlukan sesuatu yang dapat membuat dirinya tabah menanggung berbagai macam rasa sakit dan beban berat. di saat melewati kondisi darurat seperti ini, dirinya tidak mungkin akan mendapatkan jalan keluar kecuali kembali meminta bantuan kepada kekuatan yang lebih besar dan di atas segala-galanya.
Tentunya, dengan tujuan agar diberi harapan selamat, penuh ketabahan, ridha dan sabar. Sementara itu, tidak ada satupun kekuatan yang dapat membuka pintu harapan selamat dan memberi perlindungan dari apapun jenis malapetaka selain harus kembali mengadu kepada Dzat Yang Maha Pencipta dan Yang Mengurusi nasib hamba manusia tersebut, yaitu Allah SWT, sebagai Dzat yang dapat mengabulkan doa hamba yang telah terjepit ketika mau memintaNya.
Perlu diingat bahwa hanya senjata doalah yang dimiliki oleh seorang mukmin sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kita. Kita pun tahu bahwa tidak sekalipun Allah menurunkan perintah kecuali demi kemaslahatan hamba manusia. Tidak sekalipun Allah membiarkan dan meninggalkan kita terlantar. Tetapi Dia telah berjanji untuk selalu memberikan setiap permohonan yang kita ajukan. Siapa lagi yang memberika kasih sayang lebih banyak dari Allah SWT ? Allah lebih lembut dan mesra kasih sayangNya dibal dibanding dengan ibunda yang sangat mencintai anak-anaknya. Demikianlah Allah adalah Maha mencipta dan Maha Lembut, dan Maha mengasihi.
0 komentar:
Posting Komentar