Mu'ammal Hamidy, Lc
Seorang penyair mengatakan :Wahai kawan, terus meneruslah anda ingat mati, karena lupa mati itu suatu kerugian besar. Bahkan dalam hadis Nabi Saw lebih tegas perintah ingat mati itu harus sering-sering dilakukan : “ Perbanyaklah ingat pemutus kelezatan hidup yang paling cepat , yaitu mati”. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Mati adalah terpisahnya ruh dari jasad, dan itu suatu hal yang pasti, baik secara qiyas istiqra'i (ananogi kronolgis), maupun secara syar'i, sesuatu yang sudah aksioma, karena dia adalah sunnatullah. Sehingga apa yang dinamakan "mati" diingat maupun tidak diingat pasti akan terjadi. Bahkan kejadiannya sering mengejutkan. Hari ini kita masih bertemu dan ngobrol dengan dia, tetapi esok dia sudah tiada, alias sudah mati. Karena kematian itu di tangan Allah. (Qs az-Zumar 42). Kalau begitu lalu apanya yang harus kita ingat ? Yang perlu kita ingat ialah apa yang akan terjadi di balik kematian itu :
a. Bahwa di balik itu akan ada kehidupan lagi, kehidupan abadi.
b. Akan ada pertanggungan jawab amal, yang akan menentukan enak dan tidak enaknya dalam kehidupan abadi itu. Dan itu akan kita rasakan sejak berada di alam kubur atau alam barzah.
c. Kematian akan meninggalkan nama. Kata pepatah kita "Gajah mati mening- galkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggal- kan nama". Itulah yang perlu kita ingat. Dalam hal ini al-Qur'an mengingatkan, bahwa setiap manusia yang hidup ini pasti akan merasakan kematian dan akan ada balasan amal. (Qs Ali Imran 185, al-Anbiya' 35).
Kembali kepada Allah, yaitu menghadap untuk menerima balasan, sedang balasan yang akan kita rasakan dalam kematian itu sejak di alam kubur sampai di akhirat nanti, dan itu sangat sempurna, tidak semu. Jika enak, enak betul dan jika tidak enak, tidak enak betul. Rasulullah Saw menggambarkan "tidak terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan tidak terpikir oleh pikiran manusia". Semuanya serba "waaaaah" serba "waaww"
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Nabi Saw bersabda : Allah SWT berfirman (dalam hadis qudsi) : " Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak tergerak dalam hati manusia". Persis dengan firman-Nya dalam al-Qur'an : "Setiap orang tidak akan tahu apa yang Kurahasiakan buat mereka berupa hal-hal yang menyejukkan mata, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan". (Qs as-Sajdah 17). (HR Bukhari dan Muslim).
Hikmah Ingat Mati
Ingat mati seperti itu mempunyai hikmah yang besar, yaitu dapat memperbaiki prilaku dan itu pula yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Siapapun orangnya, kalau perilakunya itu baik, maka kematiannya akan meninggalkan nama baik. Anggota keluarga yang ditinggalkannya pun merasa lega. Berbeda dengan orang yang perilakunya tidak baik, dia akan meninggalkan nama tidak baik, dan anggota keluarga yang ditinggalkan akan merasa terhina. Ini semua dapat kita lihat ketika seorang terhormat meninggal dunia, yang mengantar ke makan cukup banyak, keluarga pasti merasa bangga. Belum lagi di akhirat nanti, mereka akan disambut malaikat yang suci dan dipersilakan bergabung dengan orang baik-baik. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs al-Fajr)
Berbeda dengan orang yang tidak ingat mati, maka perilakunya akan semakin berutal. Ketika diingatkan, maka justeru keberutalannya semakin menjadi jadi. Dan ketika dia dingatkan: "Bertakwalah kepada Allah", malah justru dengan sombong dia berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (Qs al-Baqarah 206). Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya Amat buruk (Qs al-Maidah 62) Manusia-manusia semacam ini akan merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Itulah, maksud dari peringatan penyair di atas "Wahai saudaraku, terus meneruslah kamu ingat mati, karena lupa mati itu suatu kerugian besar".
Galakkan Ingat Mati
Kalau kita bangsa Indonesia sekarang ini sedang dalam keterpurukan karena merajalelanya korupsi dan dekandensi moral, maka salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan menggalakkan ingat mati melalui berbagai kesempatan dan media. Kalau tema kita dalam khutbah Jum'ah hari ini adalah "Hikmah Ingat Mati", maka itu adalah suatu yang sangat tepat. Paling tidak para jama'ah yang hadir sekarang ini, ditambah dengan para pendengar radio amatir Al-Akbar bisa mengambil pelajaran. Karena orang yang ingat mati itulah orang yang paling baik dan paling cerdas, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya. Ibnu Umar meriwayatkan, katanya : Aku pernah berada di tempat Rasulul-lah SAW lalu ada seorang sahabat Anshar datang dengan memberi salam, kemudian bertanya : Siapakah orang mukmin yang paling mulia ? Jawabnya : Orang yang paling baik akhlaknya. Orang tersebut bertanya lagi : Dan siapakah orang mukmin yang paling cerdas ? Jawabnya : Orang yang paling banyak ingat mati, dan yang paling bagus persiapannya untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas. (HR Ibnu Majah).