RSS

Hikmah Dzikrul Maut Perbanyak Ingat Mati



Mu'ammal Hamidy, Lc


Seorang penyair mengatakan :Wahai kawan, terus meneruslah anda ingat mati, karena lupa mati itu suatu kerugian besar. Bahkan dalam hadis Nabi Saw lebih tegas perintah ingat mati itu harus sering-sering dilakukan : “ Perbanyaklah ingat pemutus kelezatan hidup yang paling cepat , yaitu mati”. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). 

Mati adalah terpisahnya ruh dari jasad, dan itu suatu hal yang pasti, baik secara qiyas istiqra'i (ananogi kronolgis), maupun secara syar'i, sesuatu yang sudah aksioma, karena dia adalah sunnatullah. Sehingga apa yang dinamakan "mati" diingat maupun tidak diingat pasti akan terjadi. Bahkan kejadiannya sering mengejutkan. Hari ini kita masih bertemu dan ngobrol dengan dia, tetapi esok dia sudah tiada, alias sudah mati. Karena kematian itu di tangan Allah. (Qs az-Zumar 42). Kalau begitu lalu apanya yang harus kita ingat ? Yang perlu kita ingat ialah apa yang akan terjadi di balik kematian itu : 

a. Bahwa di balik itu akan ada kehidupan lagi, kehidupan abadi. 
b. Akan ada pertanggungan jawab amal, yang akan menentukan enak dan tidak enaknya dalam kehidupan abadi itu. Dan itu akan kita rasakan sejak berada di alam kubur atau alam barzah. 
c. Kematian akan meninggalkan nama. Kata pepatah kita "Gajah mati mening- galkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggal- kan nama". Itulah yang perlu kita ingat. Dalam hal ini al-Qur'an mengingatkan, bahwa setiap manusia yang hidup ini pasti akan merasakan kematian dan akan ada balasan amal. (Qs Ali Imran 185, al-Anbiya' 35). 

Kembali kepada Allah, yaitu menghadap untuk menerima balasan, sedang balasan yang akan kita rasakan dalam kematian itu sejak di alam kubur sampai di akhirat nanti, dan itu sangat sempurna, tidak semu. Jika enak, enak betul dan jika tidak enak, tidak enak betul. Rasulullah Saw menggambarkan "tidak terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan tidak terpikir oleh pikiran manusia". Semuanya serba "waaaaah" serba "waaww" 

Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Nabi Saw bersabda : Allah SWT berfirman (dalam hadis qudsi) : " Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak tergerak dalam hati manusia". Persis dengan firman-Nya dalam al-Qur'an : "Setiap orang tidak akan tahu apa yang Kurahasiakan buat mereka berupa hal-hal yang menyejukkan mata, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan". (Qs as-Sajdah 17). (HR Bukhari dan Muslim). 

Hikmah Ingat Mati 

Ingat mati seperti itu mempunyai hikmah yang besar, yaitu dapat memperbaiki prilaku dan itu pula yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Siapapun orangnya, kalau perilakunya itu baik, maka kematiannya akan meninggalkan nama baik. Anggota keluarga yang ditinggalkannya pun merasa lega. Berbeda dengan orang yang perilakunya tidak baik, dia akan meninggalkan nama tidak baik, dan anggota keluarga yang ditinggalkan akan merasa terhina. Ini semua dapat kita lihat ketika seorang terhormat meninggal dunia, yang mengantar ke makan cukup banyak, keluarga pasti merasa bangga. Belum lagi di akhirat nanti, mereka akan disambut malaikat yang suci dan dipersilakan bergabung dengan orang baik-baik. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs al-Fajr) 

Berbeda dengan orang yang tidak ingat mati, maka perilakunya akan semakin berutal. Ketika diingatkan, maka justeru keberutalannya semakin menjadi jadi. Dan ketika dia dingatkan: "Bertakwalah kepada Allah", malah justru dengan sombong dia berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (Qs al-Baqarah 206). Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya Amat buruk (Qs al-Maidah 62) Manusia-manusia semacam ini akan merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Itulah, maksud dari peringatan penyair di atas "Wahai saudaraku, terus meneruslah kamu ingat mati, karena lupa mati itu suatu kerugian besar". 

Galakkan Ingat Mati 

Kalau kita bangsa Indonesia sekarang ini sedang dalam keterpurukan karena merajalelanya korupsi dan dekandensi moral, maka salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan menggalakkan ingat mati melalui berbagai kesempatan dan media. Kalau tema kita dalam khutbah Jum'ah hari ini adalah "Hikmah Ingat Mati", maka itu adalah suatu yang sangat tepat. Paling tidak para jama'ah yang hadir sekarang ini, ditambah dengan para pendengar radio amatir Al-Akbar bisa mengambil pelajaran. Karena orang yang ingat mati itulah orang yang paling baik dan paling cerdas, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya. Ibnu Umar meriwayatkan, katanya : Aku pernah berada di tempat Rasulul-lah SAW lalu ada seorang sahabat Anshar datang dengan memberi salam, kemudian bertanya : Siapakah orang mukmin yang paling mulia ? Jawabnya : Orang yang paling baik akhlaknya. Orang tersebut bertanya lagi : Dan siapakah orang mukmin yang paling cerdas ? Jawabnya : Orang yang paling banyak ingat mati, dan yang paling bagus persiapannya untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas. (HR Ibnu Majah). 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Doa, Senjata Orang Beriman



Prof DR H M Shalahuddin Hardy

Rasulullah bersabda : Do’a itu selalu mendatangkan manfaat untuk apapun ujian yang telah terjadi dan yang belum terjadi. Jadi, kalian wajib untuk selalu memanjatkan doa, wahai hamba-hamba Allah. ( HR Hakim).

Doa adalah sebagai salah satu bagian kehidupan itu sendiri. Bahkan hidup tidak akan ada artinya jika tanpa doa dan munajat kepada Dzat Yang Maha Pencipta. Hanya dengan doalah kita akan mampu menangani berbagai macam tanggungjawab kehidupan yang berat dan berbagai penderitaan. Selain itu Doa adalah sebagai pintu untuk membukan harapan akan rahmat Allah SWT. Karena dengan harapan dan permohonanlah kita mampu menjalani kehidupan selama bertahun-tahun dari usia kanak-kanak. (lihat QS Al Baqarah : 186)

Kiranya sudah dimaklumi bahwa sejatinya, kehidupan ini merupakan senjata bermata dua, demikian juga bahwa sisi ujian dan penderitaan memerlukan satu macam perantara yang dapat mengurangi kepedihannya. Dalam hal ini, doa dapat berfungsi sebagai penangkal agar seseorang tidak tertimpa musibah, sebagaimana perlu diyakini bahwa Allah sebagai Dzat yang telah memerintahkan hamba-hamba manusia setiap siang dan malam-meskipun Allah tidak membutuhkan sedikitpun tidak mungkin membiarkan mereka tercelakai dan tidak mungkin menelantarkan mereka. Perumpamaan doa adalah senjata yang dipakai untuk melawan musuh, mengandung makna ketenangan dan ketenteraman.Para Ulama menegaskan seakan-akan orang yang berdoa itu sedang berperang melawan musibah dan bencana yang melanda serta dampak negatif apapun yang dikhawatirkan akan terjadi. (lihat QS Nuh :10-11).

Doa merupakan sunnatullah yang bersifat alami sebagai tempat kembali insan mukmin saat mengalami berbagai macam ujian dan kondisi menakutkan, apalagi ketika menderita sakit yang begitu parah. Sudah diketahui bahwa seringan-ringannnya penderitaan yang dialami manusia barangkali dapat menghilangkan daya ingat, rasa tenang dan tenteram hingga penderitaan tersebut berubah menjadi malapetaka yang dahsyat dan membutuhkan perantara khusus yang bisa menghilangkan apapun yang sedang dialami, atau juga memerlukan sesuatu yang dapat membuat dirinya tabah menanggung berbagai macam rasa sakit dan beban berat. di saat melewati kondisi darurat seperti ini, dirinya tidak mungkin akan mendapatkan jalan keluar kecuali kembali meminta bantuan kepada kekuatan yang lebih besar dan di atas segala-galanya.

Tentunya, dengan tujuan agar diberi harapan selamat, penuh ketabahan, ridha dan sabar. Sementara itu, tidak ada satupun kekuatan yang dapat membuka pintu harapan selamat dan memberi perlindungan dari apapun jenis malapetaka selain harus kembali mengadu kepada Dzat Yang Maha Pencipta dan Yang Mengurusi nasib hamba manusia tersebut, yaitu Allah SWT, sebagai Dzat yang dapat mengabulkan doa hamba yang telah terjepit ketika mau memintaNya.

Perlu diingat bahwa hanya senjata doalah yang dimiliki oleh seorang mukmin sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada kita. Kita pun tahu bahwa tidak sekalipun Allah menurunkan perintah kecuali demi kemaslahatan hamba manusia. Tidak sekalipun Allah membiarkan dan meninggalkan kita terlantar. Tetapi Dia telah berjanji untuk selalu memberikan setiap permohonan yang kita ajukan. Siapa lagi yang memberika kasih sayang lebih banyak dari Allah SWT ? Allah lebih lembut dan mesra kasih sayangNya dibal dibanding dengan ibunda yang sangat mencintai anak-anaknya. Demikianlah Allah adalah Maha mencipta dan Maha Lembut, dan Maha mengasihi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dunia Sebagai Ladang Akhirat



DR dr Fuad Amsyari, MSc


Dalam suatu forum yang terdiri dari para dokter yang baru lulus. Saya diminta untuk memberikan taushiyah, dengan tema bagaimana untuk menjadi dokter yang sukses. Saya sampaikan kepada mereka yang sangat essensial. Jangan menganggap diri kalian setelah menjadi dokter sepertinya tahu semua yang terkait dengan masalah kesehatan. Banyak dokter yang tidak tahu mengenai masalah kesehatan. Karena kita itu hanya mempelajari pelajaran-pelajaran tentang manusia yang bersifat fisik saja, seperti jantung, otak, saraf, usus, kulit, mata, telinga dll. padahal ada bagian manusia yang bersifat non fisik yakni ruh. Dalam Islam disebut sesuatu yang ghaib. Dalam ilmu pengetahuan disebutkan bahwa dunia ini adalah dunia empiris, nyata. Padahal pernyataan itu salah. Karena dunia itu bukan hanya empiris, tetapi ada dunia yang lain, yang disebut dunia non empiris, dunia ghaib. Dan ghaibnya manusia adalah ruh. Saya sampaikan pada saat itu, janganlah kita berlagak seperti tahu tentang semua yang ada pada manusia, karena ada bagian dari manusia itu yang kita tidak bisa mengetahuinya, yakni tentang ruh yang kita tidak mungkin bisa menyentuhnya.kecuali melalui tuntunan Yang Maha Pencipta ruh itu sendiri, yakni Allah SWT. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". ( makna Q.S. al Israa’: 85)

Dunia sebagai ladangnya akhirat. Pada dasarnya manusia tidak boleh keliru, dia harus meyakini adanya dunia yang di luar dunia kita, yakni akhirat. Kemudian dia menyiapkan diri untuk akhirat itu, dengan cara yang benar. Kesuksesan seorang dokter, insinyur, pedagang dan siapa saja, adalah kesuksesan yang diperoleh untuk dunia dan sekaligus untuk akhirat. Kalau dilihat dari sudut dimensi waktu, dunia yang nyata, fana ini, hanya sementara. Yang kekal, abadi dan tidak terkira adalah akhirat. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),(makna Q.S. Ala’laa :14). Membersihkan diri tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi dalam bentuk jiwa. Dan itu masalah iman dan taqwa yang benar. Jangan taqwa kita itu hanya lapis luarnya saja, asal bicara iman dan taqwa kemudian selesai, tidak. Orang yang beruntung adalah yang benar-benar beriman dan bertaqwa. Mengikuti tuntunan Allah. dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang.(makna Q.S. Ala’laa :15). Mereka yang selalu ingat Allah, menyebut nama Allah. Dan manifestasinya utamanya adalah melakukan ibadah shalat. tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(makna Q.S. Ala’laa :16-17). Bukan dunia tidak perlu, tetapi ingat, bahwa akhirat adalah lebih baik dan jauh lebih kekal. Itulah yang namanya akhirat, yakni dunia non empiris, yang akan kita tempuh setelah mengalami dunia empiris ini. Insya Allah kita semua sudah menyakini bahwa dunia adalah ladang akhirat. Tetapi tidak mustahil juga kita salah dalam berladang, sehingga nanti tidak akan memanennya atau yang dipanen hanya sedikit. Oleh karena itu, berladanglah dengan benar, dan Allah telah memberi tuntunan dalam berladang yang benar itu. Yakni harus selalu hablum minallah wa hablum ninan naas. Berpegang teguh pada tali Allah dengan selalu beribadah maghdhoh maupun ghairu maghdhah. Dan mengurus dan berinteraksi dengan manusia lain dan dirinya sendiri, dengan tuntunan Allah. laa izzata illa bil Islaam wa laa islaama illa bis syariiah. Tidak ada gunanya kita mengklaim Islam tetapi mengabaikan tuntunan Allah. Jadi implikasi untuk berladang untuk akhirat itu, perbuatan kita harus sesuai dengan tuntunan Allah. Hablum ninan naas, waktu kita mengurus pribadi kita, harus sesuai tuntunan Allah, jangan cari-cari akal untuk keluar dari tuntunan Allah. Mengurus keluaga kita, harus sesuai dengan tuntunan Allah. Dalam mengurus organisasi, harus sesuai dengan tuntunan Allah. Mengurus masyarakat yang menjadi tanggung jawab kita karena ditunjuk untuk menjadi penguasa, juga harus sesuai dengan tuntunan Allah. Ini essensi berladang yang benar untuk panen di akhirat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dakwah di Tengah Kemajemukan Umat



DR H Abd. Salam Nawawi, M.Ag


Islam adalah agama yang substansinya adalah sebuah system ikatan. Orang yang bersedia masuk Islam berarti bersedia untuk berada dalam keadaan dalam system keterikatan. Para ulama membuat rumusan system ikatan dalam Islam menjadi 4 . 

Pertama, ikatan iman. Setiap yang mengaku Islam ia terikat untuk mengimani agama ini sebagai satu satunya agama yang benar. Kebenarannya bersifat universal dan eternal. Sifat universal itu berlaku untuk seluruh manusia. Dan bersifat eternal itu berlaku sampai hari kiamat. (QS Saba’ : 28). 

Kedua, ikatan amal. Berislam bukan hanya beriman, tetapi juga beramal. Setiap muslim dituntut untuk mengamalkan apa yang diimaninya. Prinsip yang substansial di dalam komitmen amal adalah seperti Rasulullah diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. (QS Ar Ra’d : 36). Memurnikan agama itu utuh,sepenuhnya, total, tidak ditambah-tambah, dan tidak dikurangi. Ibarat benda bulat, maka komitmen seseorang tidak dapat dibilang bulat kalau mengaku Islam, tetapi amalnya pilih-pilih, untuk ibadah dia ikuti ajaran Al-Qur’an, tetapi untuk muamalah, dia campakkan Al-Qur’an. Zakat wajib membayar, tetapi riba akatif mengembangkan. Ini kepribadian yang terbelah, bukan kepribadian yang mukhlis (murni), ututh, total. Kalau beriman bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, maka seluruh system ajarannya harus dipatuhi. 

Ketiga, ikatan komitmen dakwah. Islam tidak hanya diinternalisasi menjadi iman dan pengetahuan, tidak hanya internalisasi dalam bentuk amal, tetapi Islam juga diobyaktifasi. Dibikin menjalar kepada orang lain. Inilah yang disebut panggilan dakwah. Dakwah Islam dari semula disiapkan untuk umat yang majemuk. Karena agama ini berlaku universal dan berlaku sepanjang zaman. Dari semula dakwah Islam adalah untuk dakwah masyarakat majemuk, untuk ini setiap orang yang terpanggil untuk mendakwahkan Islam, maka yang pertama-tama harus disadari adalah bahwa dunia ini ibarat panggung. Aktornya adalah manusia yang dalam dunia ini manusia diuji. Ayyukum ahsanu amala ( di antara kamu yang lebih bagus amalnya). Maka actor ini diperlakukan oleh Allah sebagai actor yang bebas, yang diberi kebebasan untuk memilih, tidak dipaksa. Allah hanya memberikan bekal-bekal berupa hidayah indera, akal dan wahyu. Setelah perangkat itu diberikan, maka mereka diberi kebebasan di atas panggung untuk mengekpresikan dan memilih perannya masing-masing. Dan dalam memilih ini diharuskan untuk mengikuti prinsif tanggung jawab. Karena Allah akan meminta pertanggung jawaban terhadap pilihan-pilihan yang mereka ambil. 

Rasulullah adalah da’i yang pertama dan utama dalam Islam. Menghadapi kemajemukan umat, beliau diberi perbekalan oleh Allah SWT. Pertama, bahwa realitas adanya orang beriman dan orang tidak beriman, itu merupakan manifestasi dari kehendak Allah SWT. Yang menginginkan manusia berada dalam kondisi bebas memilih. Ini bekal kesadaran pertama yang diberikan oleh Allah SWT. Kepada dai pertama dan utama dalam Islam, Rasulullah SAW. Kedua, posisi beliau sebagai Rasul tidak diberi bekal pengetahuan tentang siapa yang menjadi obyek dakwah itu yang mempunyai potensi sesat, atau potensi untuk menerima petunjuk.(QS An Nahl : 125). Jadi Rasulullah SAW berdakwah tanpa diberi pengetahuan siapa yang menerima hidayah Islam ini dan siapa yang tidak. Ketiga, otoritas untuk memberi hidayah ada di Tangan Allah. (QS Al-Qashash : 56) Keempat, Kesesatan orang lain itu tidak menularkan bahaya, selagi berpegang pada hidayah Allah. (QS Al Maidah : 105). 

Prinsip dakwah seperti ini akan melahirkan sikap dalam menyebarkan Islam dengan cara damai. Tidak terlalu ngotot, seolah-olah orang harus bisa masuk Islam. Karena tugas ini adalah tabligh (menyampaikan), dakwah (mengajak), taushiyah (memberi wasiyat), mauidhoh (memberi nasihat), tandziir (memberi peringatan), tabsyiir (memberi kabar gembira), bukan memaksa. Karena Islam adalah agama yang benar, dan yang benar dan salah adalah jelas perbedaannya. 

Keempat, ikatan pertahanan. Ketika ada kekuatan kontra damai, maka ini akan dimunculkan. Baik yang datangnya dari internal umat Islam sendiri maupun dari luar. Islam adalah agama damai, jika ada kekuatan kontra damai, maka harus dilumpuhkan untuk dikembalikan ke dalam kecenderungan damai. Kalau kekuatan itu datangnya dari dalam, maka tindakannya sebagaiman firman Allah dalam QS Al Hujurat : 9 yang maknanya : Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil. 

Kalau datangnya dari luar, maka Islam memberi garis-garis sebagaimana dalam QS Al Baqarah : 190 yang maknanya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Mudah-mudahan kita yang menjadikan Islam ini sebagai jalan hidup, mendapat hidayah dari Allah SWT, mudah-mudahan kita dapat terus dibimbingNya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Amar Makruf Nahi Mungkar



KH Bashori Alwi Murtadlo
Amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sebuah amalan yang tidak hanya berpengaruh kepada lingkungan di sekitarnya. Amar ma’ruf nahi mungkar jika ditegakkan, maka pelakunya mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Begitu juga orang-orang yang berada di lingkunganbsekitarnya akan ikut mendapat manfaatnya dunia akhirat. Sebaliknya jika amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak ditegakkan, maka pengaruhnya akan mengenai pelaku kemungkaran itu sendiri dan juga orang-orang yang di sekitarnya. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah tidak menyiksa orang-orang khusus karena dosa-dosanya orang-orang umum, sehingga terlihat kemungkaran di tengah-tengah mereka, sedang mereka mampu mengingkarinya, namun mereka tidak mengingkarinya. Wahai manusia sungguh Allah berfirman : Demi sungguh kalian mau beramar makruf dan sungguh kalian mau bernahi mungkar sebelum kamu berdoa lantas tidak dikabulkan.

Menyimak Hadist tersebut, kita teringat apa yang dikerjakan oleh orang-orang tua kita dahulu. Di mana jika mereka menemui kemungkaran di sekitar mereka seperti orang yang berzina, peminum khomr, berjudi dsb. Maka pezina, peminum khomr, penjudi, itu mereka usir dari desa mereka dengan alasan merekalah pembawa sial, yang bisa menyebabkan desa mereka selalu ditimpa bencana. Dan ternyata, apa yang mereka lakukan itu benar-benar berlandaskan hadis Nabi dan Atsar para shahabat tersebut.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk menegakkan amat makruf dan nahi mungkar baik secara individu maupun secara kolektif untuk mengawasi dan melaporkan kepada fihak yang berwajib ketika mendapati kemungkaran-kemungkaran di sekitar kita. Namun jika fihak yang berwajib tidak sanggup untuk menindaklanjuti laporan tersebut, maka kelompok tersebut harus tetap berupaya untuk menghilangkan kemungkaran-kemungkaran tersebut dengan cara membantu aparat terkait, demi keselamatan kelompoknya itu dan masyarakat sekitanya dari kesialan yang akan menimpa mereka.

Suatu hal yang harus diperhatikan dalam amar makruf nahi mungkar, yakni pelakunya harus tahu batasan arti ma’ruf dan batasan mungkar. Tentu harus mengacu pada syariat Islam, bukan berdasarkan adat istiadat daerah tertentu dan juga bukan berdasarkan pendapat masing-masing individu yang tidak jelas menurut agama, apalagi kalau dipengaruhi oleh hawa nafsu. Maka ketika kebenaran mengikuti hawa nafsu, hancurlah tatanan kehidupan manusia di dunia ini. ( lihat Q.S Al Mukminun : 71)

Selain itu, dalam menegakkan amar dan makruf nahi mungkar kita juga harus waspada terhadap kata, “toleransi” dan “rahmatan lil ‘aalamiin”, yang sering disalahgunakan oleh sebagian orang yang tidak mengerti agama. Tujuannya untuk membungkam penegak amar makruf dan nahi mungkar ini. Memang dalam amar makruf dan nahi mungkar kita harus punya prinsip toleransi yang benar dalam menghadapi perbedaan pendapat atau madzhab yang punya landasan syar’i bukan untuk sebuah penyimpangan. Intinya, dalam menegakkan amar makruf dan nahi mungkar kita harus mengacu kepada Al-Qur’an, Hadis, Ijma’ ulama’ dan buah hasil ijtihad para Mujtahidin yang mu’tabar dan mu’tamad.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS