Fiqih
Quran & Hadist Oleh : Redaksi
05 Oct, 04 - 11:41 am
Ruswanto SyamsuddinAkhir-akhir ini kisah-kisah misteri/mistik marak sekali
ditayangkan di televisi kita. Hampir setiap malam pemirsa disuguhi kisah dan
cerita misteri/mistik dalam bentuk dan cara yang berbeda-beda. Seolah-olah
'kisah dunia lain itu lebih penting dari dunia nyata yang kita hadapi
sehari-hari dengan susah payah karena keterpurukan bangsa ini di segala bidang
kehidupan.
Penayangan kisah-kisah misteri dan mistik ini sudah sangat berlebihan, sangat
mengganggu dan mempengaruhi jiwa masyarakat. Saking keterlaluannya sampai
mengundang keprihatinan para ulama dan para tokoh nasional. Mereka telah
menghimbau dan melayangkan surat supaya insan pertelevisian kita menghentikan
tayangan-tayangan tersebut, tetapi tampaknya tidak digubris. Buktinya
penayangan kisah-kisah misteri itu malah makin menjadi-jadi.
Jika dikaitkan dengan peran setan, agaknya ini adalah salah satu daya upaya
setan untuk merusak akidah umat manusia, agar manusia lebih takut kepada setan
daripada kepada Allah, dan agar manusia mengabdi kepada setan demi kejayaan
setan.
Apa Itu Setan?
Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti
menyalahi, menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah,
setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan
menghalangi dari jalan kebenaran (al-haq). Makhluk durhaka seperti ini bisa
dari bangsa jin dan manusia (QS. 114: 1-6/QS. 6:112). Makhluk yang pertama kali
durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis itu disebut setan. Keturunan
iblis yang durhaka juga disebut setan (QS. 2 : 36/4 : 118).
Dalam menggoda manusia, setan dari bangsa jin itu masuk ke dalam diri manusia,
membisikkan sesuatu yang jahat dan membangkitkan nafsu yang rendah (syahwat).
Selain menggoda dari dalam diri manusia, setan juga menjadikan wanita, harta,
tahta, pangkat dan kesenangan duniawi lain sebagai umpan (perangkapnya,
Dihiasinya Kesenangan duniawi itu dihiasinya sedemikian menarik hingga manusia
tergoda, terlena, tertutup mata hatinya, lalu memandang semua yang haram jadi
halal. Akhirnya manusia terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan/ kemungkaran.
Maka manusia yang telah mengikuti ajakan setan, menjadi hamba setan, dalam
al-Quran juga disebut setan (QS. 38 : 37-38) dan golongan (partai) mereka juga
disebut golongan setan (hizbusy-syaithan - QS. 58 : 19).
Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus menerus berupaya
untuk menyesatkan manusia. mereka bahu rnembahu untuk menyebarkan kemungkaran
dan kemaksiatan. Mereka kuasai berbagai media, termasuk televisi, mereka
sebarkan kisah-kisah misteri dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi
tanpa peduli umat manusia rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah
sumpah setan di hadapan Allah untuk menggoda manusia dari berbagai sudut yang
bisa mereka masuki. (QS, 7:17).
Mudharat Tayangan Setan
Dalam Islam sangat jelas bahwa penayangan seperti itu diharamkan, karena:
Pertama, tayangan mistik seperti itu mempersubur kemusyrikan, membuat manusia
lebih takut kepada setan, khurafat dan tahyul daripada takut kepada Allah.
Padahal tidak ada yang bisa memberi manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali
hanya Allah (QS. 39 : 38), tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari
Allah. Kedua, tayangan mistik seperti itu adalah bentuk pembodohan masyarakat,
hanya membuat bangsa semakin jumud dan terbelakang. Ketiga, tayangan seperti
itu sarat dengan praktek perdukunan. Dengan maraknya penayangan kisah-kisah
mistik, maka praktek-praktek perdukunan juga semakin marak. Sedangkan
perdukunan juga diharamkan dalam Islam. Dan keempat, rezeki yang dihasilkan dari
usaha yang diharamkan, maka rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah.
Oleh karenanya penayangan kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada
manfaatnya selain mudharat dunia-akhirat.
Hikmah Diciptakannya Setan
Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di
dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia (QS Ali Imran : 191). Oleh
karena itu Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila
dilihat dari sisi nilai ibadah, pada hakikatnya juga ada hikmahnya.
Imam al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita,
carilah pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/
kelemahan kita. Jika kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada
musuh kita, karena musuh kita itu paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat
musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan untuk dijatuhkan.
Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman
untuk kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.
Nah, jika kita telah mcngetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan,
lawan, bahkan dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan
menjadi orang baik dan sukses. Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya
setan itu buat orang-orang beriman.
Lebih rinci, di antara hikmah dicipta-kannya setan ialah :
1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah.
Karena setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS.
29:2). Jika dengan godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan
keimanannya, maka derajatnya akan ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan
bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan setan, derajatnya akan
jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah. (QS. 41 : 30-31).
2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada
Allah,
Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya
mereka mengabdi kepada-Nya (QS. 51 : 56). Kemudian setan datang menggoda
manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, rnembisikkan
ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap
tujuan dan tugas hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan
tugas hidupnya di dunia, dia akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi
kepada-Nya. Terhadap hamba Allah seperti ini, setan tidak akan rnampu
menggodanya (QS. 15 : 40). Tetapi jika manusia tergoda, pada gilirannya ia akan
menjadi hamba setan.
3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.
Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat
perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan
Allah juga merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba
Allah.
4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para
hamba-Nya.
Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan
baik, maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. 3 : 195).
5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki
kesalahan, meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah.
Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia
lengah, setan akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang
selalu waspada, akan senantiasa ingat kepada Allah sehingga setan tidak punya
kesempatan untuk mengganggunya.
Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak
ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya. Masalahnya,
tayangan-tayangan setan yang makin marak di televisi, tidak ditonton oleh
mereka yang telah kuat imannya, melainkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan
umur dan kadar iman yang terbanyak masih memerlukan bimbingan. Bagi mereka ini,
tayangan-tayangan itu sangat kontra produktif, bahkan bisa mendangkalkan iman
mereka. Apakah ini tidak terpikirkan oleh insan pertelevisian kita?