RSS

Manusia-Manusia Unik Dalam Alqur’an

Prof. DR H M Roem Rowi, MA


Kalau ada kitab yang penuh keunikan, maka kitab itu adalah Al-Qur’an. Rasulullah mengisyaratkan tentang itu sebagaimana sabdanya : walaa tangqodhii ‘ajaaibuh (Kitab al-Qur’an itu tidak akan habis nilai-nilai yang menakjubkan). Peristiwa turunnya menakjubkan, bahasanya menakjubkan, apalagi ajarannya. Al-Qur’an datang semata-mata untuk membina manusia, memulyakan manusia, sekaligus membimbing manusia untuk mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang termulya dan dimulyakan Allah SWT. Yang dipilih sebagai khalifah (wakil)Nya, untuk membawa kehidupan surga ke dunia yang fana ini. Namun demikian kalau ada makhluk yang unik, makhluk yang penuh misteri, makhluk itu adalah juga manusia. Kalau Al-Qur’an selalu membawanya, membimbingnya, pasti manusia akan tetap sebagai jati dirinya sebagai makhluk surga. Makhluk yang datang ke bumi membawa amanah untuk menciptakan kehidupan surgawi di muka bumi ini. (Thaahaa : 2). 

Namun karena anehnya manusia, dan karena rayuan dan godaan musuhnya maka seringkali lupa akan buku panduannya, buku pintarnya, yang sekaligus juga sebagai indera keenamnya yakni Al-Qur’an. Maka muncullah manusia yang unik, yang digambarkan oleh Al-Qur’an itu sendiri. Pertama, ada manusia yang tidak mengenal mati. Dia akan hidup selamanya. Dan terus mendapat rizki dari Allah. Manusia semacam ini adalah manusia yang istiqamah, membawa nilai-nilai petunjuk abadi yang memang khusus diperuntukkan manusia, Sebaliknya, ada manusia yang secara fisik masih bergentayangan di muka bumi, masih bisa menjelajahi langit dan bumi, menembus perut bumi, dasar lautan dan sebagainya. tetapi mereka sebenarnya adalah bangkai. Yang bukan hanya dirinya rusak, tetapi merusakkan. ( Al An’aam : 122). 

Kalau nilai Al Qur’an kita abaikan, maka sebenarnya kitapun tak ubahnya seperti bangkai, dan hari ini manusia semacam ini hampir memenuhi segala penjuru, yakni rusak dan merusakkan. Kedua, ada juga manusia yang disebut manusia keledai. Yang membawa kitab, tetapi hanya membebani saja, karena tidak faham akan isinya. (Al Jumuah : 5) 

Ketiga, ada manusia babi dan manusia kera Yakni seperti orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu. (Al Maidah : 60 ) 

Keempat, ada manusia yang telah membuat tuhan-tuhan baru. Kalau Allah menciptakan manusia barangkali tidak masalah, bukan berita. Tetapi kalau ada manusia membuat tuhan, ini baru berita. Meskipun sudah ada sejak kurang lebih 1500 tahun yang lalu. ( Al-Furqan : 42-44). 

Mengapa orang semacam itu oleh Allah disebut sebagai orang yang membuat tuhan baru. Karena mereka menempatkan hawa nafsu sebagai panglima. Dia tunduk patuh kepada hawa nafsu. Nah ini disebut membuat Tuhan baru, yang tuhan baru itu disebut nafsu. Karena sesuai ajaran Allah bahwa ketundukan mutlak itu hanya kepada yang satu, yakni hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Kepada orang tua kita, sebenarnya bukan tunduk mutlak, hanya patuh selama benar, kalau menyimpang berkewajiban untuk mengingatkan. Jadi orang tuapun tidak boleh secara otoriter menyuruh anak untuk tunduk secara mutlak, “pokoknya harus tunduk kepadaku”. Kalau ini terjadi, maka kita disebut orang tua sebagai tuhan baru. ( Al-Jatsiyah : 23-24) 

Hari ini ada juga yang serupa dengan itu, karena kepintaran manusia, maka semua maunya diukur dengan otak dan akal mereka. Bahkan firman Allah pun dibantah dengan akal mereka. Kalau terjadi seperti ini, sebenarnya sudah membuat tuhan baru, yang namanya akal. Padahal Allah dengan tegas menyatakan otak manusia ini amat sangat terbatas ( Al Israa’ : 85). 

Inilah beberapa gambaran manusia unik dalam Al-Qur’an. Mari kita ambil pelajaran darinya. Mari kita arahkan secara tulus, karena ketundukan secara mutlak itu hanya kepada Allah SWT. Dan seperti itu pula seluruh nabi dan rasul diutus. Dan itulah Islam yang sebenarnya. Hanya tunduk secara mutlak kepada Allah SWT. sementara yang lain relative. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: